Dalam
proses produksi minyak seringkali didapati masalah water dan gas coning. Gejala
water dan gas coning ini diindikasikan oleh breaktrough air dan gas yang
terlalu dini. Water dan gas coning dapat terjadi karena produksi sumur
berlebihan dan melewati kondisi aliran kristis, sehigga sejumlah air yang
berada di aquifer dan gas yang berada di tudung gas ikut terproduksi dalam
aliran fluida reservoir.
Water
dan gas coning yang yang terjadi dapat memberikan pengaruh negatif terhadap
perolehan minyak. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha pencegahan sejak awal
proses produksi berlangsung, salah satunya adalah perencanaan well completion.
Dengan perencanaan well completion yang tepat dapat memperlambat terjadinya
coning, sehingga produksi minyak optimum dapat dipertahankan dan ultimate
recovery akan menghasilkan keekonomian lapangan yang optimal.
A. PENDAHULUAN
Setelah pemboran mencapai target pemboran, maka
sumur disiapkan untuk dikomplesi. Well completion merupakan pekerjaan tahap
akhir dari operasi pemboran, dimana pekerjaan ini dimaksudkan untuk
mempersiapkan suatu sumur pemboran menjadi sumur produksi. Adapun tujuan well
completion adalah mengatur agar terjadi aliran fluida dari formasi produktif ke
lubang sumur sampai kepermukaan. Dan juga, untuk memperoleh laju optimum dan
mengatasi efek setiap lapisan produktif maka harus dilakukan pemilihan cara komplesi
yang tepat serta ukuran peralatan yang sesuai untuk setiap sumur.
Water dan gas
coning merupakan masalah yang serius dalam produksi minyak dilapangan baik pada
sumur horisontal dan sumur vertikal. Produksi minyak yang mengalami water dan
gas coning dapat mengurangi produksi minyak. Coning terjadi apabila air atau gas mengalir mendahului minyak dengan arah
gerakan memotong bidang perlapisan batuan disekitarnya, karena permeabilitas
vertikal batuan yang cukup tinggi sehingga memungkinkan air atau gas bergerak
cepat dan mendahului minyak sehingga mengakibatkan terjadinya water coning atau
gas coning pada sumur produksi.
B. DASAR TEORI
1. Well Completion
Well completion merupakan pekerjaan tahap akhir
dari operasi pemboran, dimana pekerjaan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan
suatu sumur pemboran menjadi sumur produksi. Adapun tujuan well completion
adalah mengatur agar terjadi aliran fluida dari formasi produktif ke lubang
sumur sampai kepermukaan. Dan juga, untuk memperoleh laju optimum dan mengatasi
efek setiap lapisan produktif maka harus dilakukan pemilihan cara komplesi yang
tepat serta ukuran peralatan yang sesuai untuk setiap sumur.
Jenis – jenis well completion dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu :
a. Formation Completion
Formation
completion dapat dilakukan secara open atau secara cased hole completion yang
diperforasi. Untuk menanggulangi masalah terproduksikanya pasir sehubungan
dengan kondisi formasi dapat digunakan screen liner, gravel packing atau sand
consolidation completion.
1. Open-hole
completion
Metode
open-hole completion hanya cocok digunakan untuk formasi yang kompak atau tidak
mudah gugur. Bila laju produksi cukup besar maka produksi dilakukan melalui
casing. Pada metode ini, casing dipasang hanya sampai sampai pada puncak
formasi produktif sehingga formasi produktif tidak tertutup secara mekanis,
dengan demikian aliran fluida reservoir dapat langsung masuk ke dalam sumur
tanpa halangan.
2. Cased-hole
completion
Metode
cased-hole completion digunakan untuk formasi yang kurang kompak atau mudah
gugur. Pada metoda ini casing produksi dipasang sampai dasar formasi produktif
dan disemen selanjutnya diperforasi pada interval-interval yang diinginkan.
b. Tubing Completion
Tubing
completion secara umum dapat dibedakan menjadi tiga jenis yang didasarkan
jumlah production string yang digunakan dalam satu sumur. Jenis-jenis tersebut
adalah : Single completion, Commingle completion dan Multiple completion.
1. Single completion
Merupakan
metode completion yang hanya menggunakan satu production string dimana sumurnya
hanya memiliki satu lapisan atau zona produktif. Berdasarkan kondisi reservoir
dan lapisan batuan produktifnya, single completion dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu open hole completion dan perforated completion.
2. Commingle completion
Metode ini
dilakukan untuk sumur yang memiliki lebih dari satu lapisan atau zone produktif
diproduksikan melalui satu production string. Jenis – jenis commingle
completion antara lain :
a.
Single
Tubing with Single Packer
b.
Single
Tubing with Dual Packer
c.
Single
Tubing Single Packer with Extra Tubing
d.
Single
Tubing with Multiple Packer
3. Multiple completion
Merupakan
metoda yang digunakan untuk sumur yang memiliki lebih dari satu zona atau
lapisan produktif, dimana tiap-tiap zona produktif diproduksikan
sendiri-sendiri secara terpisah sesuai dengan produktivitas serta jarak
masing-masing zona, sehingga dapat memaksimalkan perolehan minyak. Jenis –
jenis multiple completion antara lain :
a. Multiple Packer Completion
b. Multiple Tubingless Completion
c. Wellhead Completion
Wellhead suatu
istilah yang digunakan untuk menguraikan peralatan yang terpaut pada bagian
atas dari rangkaian pipa didalam suatu sumur untuk menahan dan menopang
rangkaian pipa.
Metode wellhead
completion dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Single Completion
Berdasarkan jenis peralatannya dibagi menjadi dua,
yaitu :
a. Tubing
Head Untuk Single Completion
Tubing head
ditempatkan diatas casing head dan berfungsi untuk menggantungkan tubing dan
memberikan suatu pack off antara tubing string dan production string.
b. Chrismast-Tree Untuk Single Completion
Chirtmast-tree
merupakan suatu susunan dari katup-katup (valve) dan fitting yang ditempatkan
diatas tubing head untuk mengatur serta mengalirkan fluida dari sumur. Pada umunya single completion menggunakan
satu wing valve. Sedangkan peralatan christmast-tree terdiri dari:
·
Tubing head adapter
·
Master valve
·
Tee atau cross
·
Wing valve
·
Choke
·
Flow-line valve
2.
Multiple Completion
Berdasarkan jenis peralatannya dibagi
menjadi dua, yaitu :
a. Tubing Head Untuk Multiple Completion
Pada
perencanaan tubing head untuk multiple completion agak berbeda dalam pemilihan
ukuran mangkuk tubing headnya (tubing head bowl), dimana harus disesuaikan
dengan ukuran dan jumlah tubing yang digunakan untuk dual completion, dengan
dual completion tubing hanger.
b. Chrismast-Tree Untuk Multiple Completion
Merupakan jenis christmas-tree yang digunakan pada
sumur yang diproduksikan lebih dari satu tubing atau multiple completion
“double wing christmas-tree”. Pemasangan christmas-tree jenis multiple paralel
string well head dengan semua fitting, berada pada flange bagian atas tubing
head. Sedangkan untuk christmas-tree yang digunakan sambungan jenis ulir, las
dan flange yang berdiri sendiri serta dengan kesatuan yang lengkap, dipakai
untuk tubing dengan ukuran: 11/4; 1¾; 2¾; 27/8; 3 atau 4 inchi.
2. Water Coning Dan Gas Coning
Pada umunya reservoir hidrokarbon mempunyai
tekanan yang selalu berubah dan cenderung untuk terus turun serta mempunyai
permeabilitas yang tidak seragam. Dengan adanya drawdown pressure yang tinggi serta didukung
adanya permeabilitas batuan yang tinggi maka akan mengakibatkan terjadinya coning. Coning terjadi
apabila air atau gas mengalir mendahului minyak dengan arah gerakan memotong
bidang perlapisan batuan disekitarnya, karena permeabilitas vertikal batuan
yang cukup tinggi sehingga memungkinkan air atau gas bergerak cepat dan
mendahului minyak sehingga mengakibatkan terjadinya water coning atau gas
coning pada sumur produksi.
Apabila sumur
diselesaikan secara perforasi kemudian diproduksikan maka tekanan disekitar
lubang sumur akan turun sehingga gradien alir (flowing gradient) yang
ditimbulkan cenderung untuk
menurunkan bidang batas gas minyak dan menaikan bidang batas minyak air
disekitar lubang bor sampai dicapai kondisi setimbang. Pada kondisi ini dua
gradien yang berlawanan, yaitu gradien tekanan alir dan gradien hidrostatis (gaya gravitasi) menjadi seimbang.
Jika laju produksi terlalu besar menyebabkan gradien alir yang tinggi disekitar
lubang bor mengalahkan gaya gravitasi, sehingga kerucut air dan gas menjadi
tidak stabil dan memasuki sumur.
Produksi minyak
yang mengalami water dan gas coning dapat mengurangi produksi minyak yang cukup
berarti, sehingga perlu untuk meminimalkan atau paling tidak menunda atau mencegah terjadinya coning terlalu
dini.
Gejala water – gas coning dapat terjadi
apabila memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
- Tidak terdapat
adanya lapisan impermeabel antara zona air dan zona fluida diatasnya
sehingga memungkinkan air dapat mengalir ke dasar sumur.
- Terjadi
penurunan tekanan didasar sumur.
- Mobilitas (k/ยต)
air ke dasar sumur lebih besar daripada mobilitas fluida di atasnya.
- Jarak antara
dasar sumur ke water level lebih kecil daripada radius pengurasan sumur
(re).
- Interval
perforasi sumur berada di atas water level.
C. PEMBAHASAN
Untuk reservoir yang terdapat WOC dan GOC
metode yang dapat digunakan adalah metode perforated casing completion, karena
metode ini dapat mengontrol ikut terproduksinya air atau gas, yaitu dengan
mengatur interval dan posisi perforasi.
Disamping itu perforasi juga memberikan efek samping yang menguntungkan yaitu
efek penembusan pelubangan ke dalam perforasi produktif.
Perencanaan
Formation Completion
Hal-hal yang perlu direncanakan dalam Perforated
Casing Completion adalah :
1. Perhitungan Interval dan Posisi Perforasi
Penentuan
interval perforasi dimaksudkan untuk mendapatkan suatu posisi dan panjang
rangkaian perforasi optimum yang memberikan laju produksi maksimum tanpa ikut
terproduksinya air dan gas.
2. Perhitungan Density Perforasi
Yang dimaksud
dengan density perforasi adalah jumlah lubang perforasi per satuan panjang
(ft). Untuk mencegah terjadinya coning, faktor utama yang harus dibatasi adalah
laju produksi water awal dari sumur tersebut akan membandingkan laju produksi
dari sumur yang diperforasi (Qp) terhadap produktivitas sumur bila dikomplesi
secara terbuka (Qo).
3. Perhitungan Diameter Perforasi
Pengaruh
dari diameter lubang perforasi akan berpengaruh pada harga kc/ku (permeabilitas
crush zone/permeabilitas formasi) terhadap produktivity ratio.
4. Perhitungan
Faktor Skin Perforasi
Laju
aliran dari formasi ke dalam sumur pada perforated casing completion,
dipengaruhi oleh kerusakan (damage) dan lubang perforasi. Dalam hal ini
keduanya dapat dikatakan sebagai skin yang sama secara kuantitatif dapat
berharga positif atau negatif. Untuk selanjutnya masing-masing dinyatakan
sebagai skin damage (Sd) dan skin perforasi (Sp).
5. Perhitungan
Pressure Drop Perforasi
Salah satu
penyebab rendahnya productivitas sumur pada perforated completion adalah karena
program pelubangan selubung (perforasi) yang tidak memadai. Apabila kondisi ini
terjadi, akan berakibat timbulnya suatu hambatan terhadap aliran atau
bertambahnya penurunan tekanan (pressure drop) dalam formasi.
Perencanaan
Tubing Completion
Dasar dari
perencanaan tubing completion adalah vertical flow performance, karena menjadi
dasar utama dalam penentuan ukuran tubing dan analisa kehilangan tekanan pada
tubing.
1. Penentuan Ukuran Tubing
Perhitungan
diameter tubing pada dasarnya merupakan pemilihan ukuran (diameter) tubing yang
disesuaikan denagn laju aliran optimum sumur.
2. Analisa Kehilangan Tekanan Pada Tubing
Perhitungan
kehilangan tekanan selama terjadi aliran melalui pipa vertikal (tubing). Aliran
minyak, air dan gas merupakan aliran turbulen. Kehilangan energi yang terjadi
sepanjang aliran tersebut, dikorelasikan dengan pembilang daripada bilangan
Reynold.
Perencanaan Wellhead Completion
Hal penting
dalam merencanakan well head completion adalah memilih well head yang sesuai
dengan rentang tekanan dan menentukan diameter choke yang dibutuhkan disamping
pula pemilihan x-mas tree yang akan digunakan.
1. Perencanaan
Wellhead
Perencanaan
ukuran well head dipilih agar bagian dalamnya dapat memberikan lubang yang
terbuka luas agar peralatan yang diturunkan ke bawah permukaan tidak merusak
tubing head. Dalam perencanaan ukuran atau kekuatan dari casing head yang
dipergunakan adalah bergantung dari ukuran casing yang dipakai dan harus
mempunyai tekanan kerja minimal sama dengan tekanan formasinya.
Dalam
perencanaan dan kekuatan tubing head bergantung dari ukuran casing yang
digunakan harus mempunyai tekanan kerja yang mampu menahan tekanan aliran
fluida formasi.
2. Perencanaan
Christmast-Tree
Perencanaan
Christmast-tree sangat dipengaruhi oleh kondisi tekanan sumur, disamping pula
oleh jumlah komplesi yang digunakan. Kondisi tekanan perlu diperhatikan
karena x-mas tree dalam standart API diklasifikasikan berdasarkan kesanggupan
dalam menahan tekanan kerja.
Choke
performance merupakan bagian analisa ulah kerja sumur sembur alam pada kepala
sumur yang meliputi kehilangan tekanan akibat penyempitan diameter pipa pada
bagian tertentu (surface choke). Selain dipasang pada peralatan kepala sumur,
biasanya dipasang pula tubing pada tubing di dasar sumur (subsurface choke).
Tujuan utama
pemasangan choke adalah untuk mengatur laju produksi yang sesuai dengan
perencanaan. Pemilihan choke di lapangan minyak dilakukan sedemikian rupa
hingga bagian tekanan down stream di dalam flow line tidak berdampak jelek
terhadap tekanan kepala sumur dan kelakuan produksi sumur.
Disamping
perencanaan ukuran choke yang digunakan, maka masalah penting lainnya dalam
choke performance adalah adanya masalah penurunan tekanan atau pressure drop
yang terjadi di choke. Hal ini perlu diperhatikan karena menyangkut masalah
aliran fluida yang akan menuju ke separator. Untuk menentukan besarnya
penurunan tekanan melalui choke (surface choke), dilakukan dengan analisa
nodal, dimana surface choke ini merupakan nodee (titik) solusinya.
D. KESIMPULAN
1. Untuk reservoir yang terdapat WOC dan GOC
metode yang dapat digunakan adalah metode perforated casing completion, karena
metode ini dapat mengontrol ikut terproduksinya air atau gas
2. Hal – hal yang perlu direncanakan pada
perforated casing completion, yaitu :
·
Perhitungan
interval dan posisi perforasi
·
Perhitungan
density perforasi
·
Perhitungan
diameter perforasi
·
Perhitungan
faktor skin perforasi
·
Perhitungan
pressure drop perforasi
3. Dasar
dari perencanaan tubing completion adalah vertical flow performance, karena
menjadi dasar utama dalam penentuan ukuran tubing dan analisa kehilangan
tekanan pada tubing.
4. Merencanakan
well head completion dengan memilih well head yang sesuai dengan rentang
tekanan dan menentukan diameter choke yang dibutuhkan disamping pula pemilihan
chrismast-tree yang akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
makasih infonya... bisa kasih artikel lengkap tentang gas alam mbak? lagi butuh ni...
BalasHapusMakasih Atas Bahannya
BalasHapusBedanya Single Tubing Completion dengan Commingle Completion yang jenis Single tubing single packer apa ya?
BalasHapus